Halaman

Sabtu, 12 Mei 2012

....Dengarkanlah Bisikan Alam....

Angin masih membisikan malam pada kelakar penat dalam jenuhnya fikiran . Cobalah lebih merasakan, lihatlah apa yang telah diletakan malam pada singgasananya . Cobalah ambil dan lihat betapa tenangnya ia, sedang kitapun sesungguhnya bisa merasakannya... anginnya yang menghempas jalanan tidaklah sekeras fikiran kiita dengarlah gemericik air seakan memanggil kita pada tautan rileksasi senandung alam, bukankah begitu damai.... Yach... begitulah jika kita mau mengerti tentang alam . begitu juga fikiran kita.... hati kita... tak perlulah dihadapi dengan emosi atau ego yang memuncak! Cukuplah semilir angin malam itu untuk pelajaran bagi kita . Tidakah engkau cemburu wahai jiwa... pada ia yang bisa setenang embun yang menetes kala pagi datang, berayun dalam pucuk dedaunan ,gemulai perlahan jatuh ketanah atau akhirnya ia menguap tertelan sinar mentari pagi? Namun walau begitu ia begitu damai ,ia tidaklah menyesalkan atau menggerutu tentang mentari yang menguapkannya dan membuatnya tiada. Karena ia telah menerima Titah Tuhannya ,karena dengan mentari alam menjadi lebih sempurna. ia tidaklah mengeluh ,ia tetap jalani karena ia mengagungkan ke-Esa-an-Nya. Apakah kita tidak cemburu? betapa setetes embun lebih mulia dari keegoan/kemurkaan kita pada suatu masalah? Dengarkanlah.... fikirkan dan resapi ,tak perlulah engkau turuti bisikan itu wahai jiwa yang gelisah' Emosi adalah bagian dari bisikan syaitan' karena emosi itu akan menguasaimu dan membinasakan akal serta mata hatimu... Tidakah engkau telah saksikan betapa banyak manusia yang telah binasa akanemosinya disana, didalam kota bertuliskan 'Amarah' Janganlah engkau menjadi bagian dari lembaran-lembatan pada buku kehidupannya. Satu dan yang lainnya saling memaki dan sesungguhnya mereka telah terendam, berkubang akan kematian hati pada diri mereka. warna-warna datang silih berganti namun mereka sungguh tak bisa memaknai apa yang sesungguhnya mereka jalani. karena mereka sudah kehilangan jati diri sesungguhnya. Namun tidak betapa jika Iman mereka letakan didalam jiwa terdalam .Atas seizin-Nya Tidaklah akan terjadi demikian. Bongkahan-bongkahan berjatuhan semakin kosong dan kosong hingga tak tersisa,yang ada hanya amarah dan bisikan-bisikan yang menyesatkan mereka. "Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan emosinya." Sungguh celakalah orang yang telah menempatkan emosi pada dinding hatinya dan akhirnya bertekuk lutut,merajakan emosi dari pada Tuhannya yang menyuruh kita tetap Sabar. Karena Sabar bagi seorang Mukmin tiadalah berbatas. adalah hingga ia keliang lahat' Karena sabar adalah sebagian dari Iman "Asshobaru minal Iman"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar